Alam ini memang penuh misteri. Banyak fenomena alam yang masih menjadi misteri bagi
para ilmuwan. Meski telah berusaha keras untuk memecahkan misteri itu, namun
mereka belum tuntas menguak apa yang terjadi di balik misteri itu. Beberapa
masih diperdebatkan.
Dilansir
Daily Mail, Selasa 24 Desember 2013, berikut 10 fenomena aneh yang sampai kini
masih membuat peneliti mengernyitkan dahi:
1.
Cahaya Gempa
Cahaya
yang muncul sebelum dan setelah terjadinya gempa sampai kini masih
membingungkan peneliti. Fisikawan Italia Cristiano Ferugia sebelumnya telah
melaporkan cahaya gempa muncul pada 2000 SM. Namun ahli bumi masih
mempertanyakan fenomena itu. Sampai kemudian muncul cahaya gempa pada gempa
Matsushiro Jepang pada 1966.
Tapi
fenomena cahaya itu kian membingungkan. Sebab cahaya itu muncul dalam banyak
warna dan bentuk berbeda. Berbagai teori coba menjelaskan fenomena aneh itu.
Mulai dari akibat panas yang disebabkan gesekan, gas radon dan piezoe-elektrik.
Pada
2003 Fisikawan NASA Dr Friedemann Freund menunjukkan cahaya gempa disebabkan
aktivitas listrik pada batu. Menurutnya, gelombang gempa bumi dapat mengubah
sifat listrik silikon dan oksigen yang mengandung mineral. Ini memungkinkan
gelombang mengirimkan arus dan memancarkan cahaya.
Tapi
teori itu dipertanyakan Profesor David Brumbaugh, peneliti Arizona Earthquake
Information Center di Flagstaff, Arizona. Ia mengatakan, teori Freund hanyalah
jawaban aman, meski ia berkeyakinan sebenarnya fenomena itu lebih rumit.
2.
Garis pasir misterius
Fenomena
garis berpola yang terhampar pada padang pasir seluas 450 Km2 di pesisir
dataran Peru, mengundang misteri bagi peneliti. Pola garis itu menunjukkan
desain geometris, gambar binatang, tumbuhan dan tokoh manusia langka. Garis itu
terlihat sangat besar dari udara.
Peneliti
menduga garis itu diciptakan komunitas kuno, orang Nazca pada 500 SM dan 500 M.
Namun sampai kini tak ada yang tahu mengapa itu terjadi.
Arkeolog
berusaha mempelajari garis itu. Awalnya ahli mengklaim desain garis bagian dari
kalender astronomi, namun hal itu masih diragukan.
Sejak
1997, kerjasama peneliti Peru-Jerman mengalihkan perhatian studi pada sejarah
dan budaya komunitas yang menciptakan garis misterius itu.
Fenomena
itu kian jadi misteri. Pada 2012, peneliti Universitas Yamagata Jepang membuka
pusat penelitian pada situs garis itu sebagai bagian proyek penelitian selama
15 tahun. Peneliti Jepang akan mempelajari lebih dari 1.000 gambar bergaris
dari situs itu.
3.
Navigasi Kupu-Kupu
Bagaimana
cara kupu-kupu bermigrasi selama musim dingin masih menjadi tanda tanya bagi
peneliti. Kupu-kupu jenis Monarch butterfly di Amerika Utara tercatat
bermigrasi ribuan mil ke arah selatan selama musim dingin.
Pada
1950-an, ahli hewan telah memulai pelacakan migrasi kupu-kupu itu. Saat itu
diketahui tujuan kupu-kupu ini yakni pegunungan Meksiko.
Namun
ternyata itu bukan tujuan akhir, kupu-kupu jenis itu belakangan menargetkan 12
sampai 15 gunung Meksiko. Peneliti masih belum mengetahui kenapa bisa kupu-kupu
mencapai gunung sebanyak itu.
Terdapat
teori yang menjelaskan kupu-kupu bermigrasi mengikuti arah matahari. Tapi
pertanyaannya, kenapa bisa sampai sejauh 15 gunung?
Teori
lain menyebutkan kekuatan geomagnetik menuntun kupu-kupu untuk jadi navigasi
tempat migrasi.
4.
Bola Petir
Bola
petir telah menjadi fenomena yang digambarkan saat dan setelah terjadinya
badai. Beberapa teori menjelaskan bola petir merupakan sebuah plasma, substansi
dari partikel yang terionisasi.
Teori
lain mengatakan bola petir itu hasil proses chemiluminescent, cahaya yang
terjadi karena reaksi kimia.
Peneliti
pada US Air Force Academy di Colorado As sebenarnya telah menciptakan bola
plasma putih terang yang dihasilkan dari percikan listrik berdaya tinggi. Tapi
peneliti tak yakin hal itu merupakan bola petir. Alhasil, bola petir masih jadi
misteri.
5.
Batu Bergerak
Pada
kawasan Racetrack Playa, Taman Nasional Death Valley di California, terdapat
fenomena aneh yang membuat peneliti pusing.
Terdapat
batu yang berpindah dengan sendirinya sejauh ratusan meter. Anehnya lagi,
batu-batu itu bobotnya mencapai 25 kg. Peneliti geologi California kemudian
melacak 30 batu.
Hasil
analisa, kebanyakan batu berpindah pada musim dingin. Hal ini memunculkan teori
kekuatan es dan angin memindahkan batuan itu.
Sementara
teori lain menunjukkan kontribusi alga lendir dan faktor getaran seismik.
Sedangkan
studi tim Dr Gunther Kletetschka dari Academy of Science Republik Ceko dan
Charles University, Praha menunjukkan kontribusi es yang menempel pada batu
itu, yang membeku lebih lama dari es di sekeliling batu. Kondisi ini mengurangi
kekuatan antara posisi batu dengan permukaan Playa, dengan demikian batu dapat
terdorong oleh angin.
6.
Suara Misterius
Gangguan
suara dengungan (Hum) menjadi misteri bagi warga Bristol, barat daya Inggris
sampai Bondi, Sydney Australia.
Tak
semua orang dapat mendengar dengungan kecil itu. Disebutkan hanya satu dari 20
orang yang dapat merasakan gangguan suara itu.
Tahun
lalu, seorang warga Beaufort di County Kerry , Irlandia memohon dewan lokal
untuk mengusut suara mieterius itu. Warga sempat menyalahkan pompa air yang
diduga sebagai sumber gangguan suara. Namun setelah dewan lokal mematikan pompa
air, suara tetap muncul.
Di
lokasi lain, ilmuwan angkat bicara dengan suara misterius itu. Ilmuwan
beranggapan gangguan itu terkait dengan tinnitus.
Tinnitus
merupakan istilah medis untuk pendengaran suara yang tak tampak sumber suara.
Suara yang muncul bisa keras atau lembut. Ilmuwan juga menerka gangguan suara
berasal dari kebisingan aktivitas industri atau suara dari bukit pasir.
Nyatanya, sampai kini masih jadi misteri.
7.
Siklus 17 Tahun Jangkrik
Pada
tahun ini peneliti dikagetkan dengan kemunculan spesies jangkrik yang tak
pernah muncul sejak 1996.
Setelah
17 tahun, pada musim panas tahun ini, tiba-tiba muncul miliaran Magicicada
septendec, sejenis belalang terbesar asli dari AS, keluar dari tanah untuk
mencari pasangan. Dua atau tiga minggu kemudian mereka mati.
Ilmuwan
berspekulasi siklus hidup 17 tahun jangkrik itu untuk menghindari dengan siklus
predator.
Peneliti
menyebutkan hidup jangkrik tak sama dengan masa hidup predator yang memiliki
siklus kehidupan dua atau tiga tahun. Disebutkan jangkrik menghindari predator
dengan usia hidup lebih lama atau lebih singkat dari usia hidup predator
mereka.
Peneliti
masih belum dapat melacak bagaimana siklus hidup jangkrik itu.
8.
Hujan Hewan
Pada
Januari 1917 seorang ahli biologi, Waldo McAtee mempresentasikan adanya hujan
ikan yang melanda wilayah Minnesota, AS dan Inggris Raya.
Sementara
di wilayah Odzaci, Serbia diduga telah terjadi hujan katak. Pada 2009 lalu
wilayah Nanao dan hakusan Jepang dilanda hujan berudu. Fenomena aneh ini
mengundang komentar peneliti.
Umumnya,
peneliti masih skeptis dengan fenomena hujan hewan. Namun fisikawan Prancis
pada abad ke-19 berteori, hewan terbawa oleh angin kencang kategori puting
beliung dan menjatuhkan pada suatu wilayah. Menurut fisikawan itu, ikan bahkan
dapat tersedot dari danau dan membawa ke daratan.
9.
Bola Batu Raksasa
Pada
1930-an di kawasan Kosta Rika ditemukan bola raksasa berdiameter 2 meter. Belum
jelas budaya dan tujuan apa bola batu itu diciptakan.
Penanggalan
bola yang dikenal dengan Great Ball of Costa Rica itu diketahui menunjukkan
tahun 600 dan 1.000 masehi. Sayangnya, tak ada catatan komunitas budaya apa
yang menciptakan bola itu. Apakah itu diwariskan oleh penjajah Spanyol atau
dibuat oleh penduduk setempat. Masih misterius.
Penelitian
pernah dilakukan arkeolog Doris Stone apda 1943, yang memetakan distribusi batu
bola raksasa itu.
Sementara
antropolog University of Kansas Profesor, John Hoopes menolak teori bola batu
yang dikaitkan dengan kota yang hilang dan batu itu merupakan bagian dari
kapal.
Sampai
kini masih diselidiki asal usul bola batu yang disebut Las Bolas oleh penduduk
setempat.
10.
Fosil Palsu
Fosil
merupakan salah satu penanda adanya sejarah pada masa lalu. Namun fosil yang
ditemukan di wilayah Sussex, Piltdown, Inggris telah menuai kontroversi sekian
dekade.
Temuan
diawali pada 1911. Arkeolog amatir Charles Dawson mengumpulkan fragmen tulang
yang diduga manusia berumur 500.000 tahun. Temuan itu kemudian dinamakan
manusia berotak besar atau Piltdown Man.
Struktur
otak besar fragmen itu sempat membuat ilmuwan yakin fragmen itu merupakan mata
rantai hilang antara manusia dan kera.
Tapi
pada 1950, Piltdown Man ternyata hoax. Rahang fragemen itu ternyata tak mirip
kera. Dan setelah dikombinasikan dengan tengkorak manusia yang sakit,
penanggalan menunjukkan usianya kurang dari 1.000 tahun. Analisis kimia
menunjukkan tengkorak itu ternoda sehingga tampak terlihat lebih tua.(np)