[MEMILUKAN] Tiga Bocah Bersaudara Yatim Piatu Menderita HIV/AIDS

shares

Memprihatinkan dan bikin pilu. Tiga bocah kakak-beradik, LTP (12), NS (6) dan NSR (4) warga RW 05/09 Kelurahan Tanah Sereal, Tambora harus menjalani masa-masa menyedihkan di usia mereka yang masih kecil akibat mengidap HIV/AIDS. Bahkan, akibat penyakitnya yang sudah parah, saat ini NS dirawat intensif di RSUD Cengkareng.

[MEMILUKAN] Tiga Bocah Bersaudara Yatim Piatu Menderita HIV/AIDS


Nasib ketiga anak ini sungguh miris. Pasalnya, ketiganya kini sudah tidak memiliki orang tua. Ayahnya SW (37) dan ibunya NJ (30) telah meninggal. Diduga keduanya meninggal akibat virus HIV. Ronih (50) nenek ketiga anak itu menjelaskan, sejak ibu ketiga anak itu meninggal tiga bulan lalu, dirinya bersama anaknya bernama Aceng (32) yang merawat mereka.

"Ibu mereka meninggal karena sakit AIDS juga," kata Ronih di Pos RW 09 Kelurahan Tanah Sereal. Ia pun mengaku ikhlas menjaga cucu-cucunya itu, meskipun tiap hari dia selalu prihatin jika membayangkan masa depan bocah-bocah itu.

Sementara, NS yang saat ini dirawat di RSUD Cengkareng, ditunggui oleh para tetangga yang simpatik kepada nasib ketiga bocah malang itu. Hal itu yang membuat Ronih sedikit bersyukur. Ia membayangkan, bagaimana jadinya kalau warga setempat tidak membantunya.

"Syukurnya para tetangga di sini baik. Mereka mau membantu anak-anak ini. Kalau anak-anak ini sakit, tetangga saya patungan buat beli obat atau makanan. Bahkan, saat ini beberapa ibu PKK sedang menunggui cucu saya, NS, di rumah sakit," kata Ronih pelan.

Pada Senin (10/2/2014) sore, pandangan LTP (12) dan NSR (4) nanar ketika dibawa oleh neneknya ke Pos RW 09 Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Mereka kerap saling mempercandai. Tapi tawa mereka seperti tawa terpaksa; tawa kecil di tengah hari-hari mereka yang diancam oleh sebuah penyakit berbahaya.

"Sejak kecil ya tubuh mereka ceking begini. Mau makan banyak juga tetap kurus," kata buruh cuci dengan penghasilan Rp 300 ribu.

Tontowi selaku Ketua RW 09 tidak pernah berpikir ketiga anak itu menderita HIV/AIDS. Berawal dari laporan dari warganya, bahwa NS sakit keras pada Selasa (5/2) malam. Saat itu para warga mengira NS menderita gizi buruk karena badan NS dan dua saudaranya memang sangat kurus.

"Karena kondisinya yang sudah memprihatinkan, hari rabunya NS dibawa ke Puskesmas Kecamatan Tambora. Saya sendiri yang mengantarnya," kata Tontowi di Pos RW 09. Tapi apa yang terjadi di sana, sungguh di luar dugaan Tontowi. Seorang dokter yang hendak memeriksa NS, ternyata sudah mengenal anak itu. Ternyata NS kerap diajak alamrhum ibunya berobat ke Puskesmas Tambora. "Dokter bilang, ibunya NS ini dulu rutin berobat ke puskesmas itu. Ibunya itu mengidap HIV/AIDS," kata Tontowi.

Benar saja. Setelah diperiksa, NS mengidap HIV AIDS. Dokter pun meminta kepada Tontowi untuk membawa dua saudara NS untuk diperiksa. Ternyata hasilnya sama. Ketiganya mengidap HIV/AIDS. NS mengalami HIV/AIDS stadium 4, LTP Stadium 2, dan SNR stadium 1.


"Dokter bilang, ketiga anak itu sudah memiliki rekam medis yang buruk. Tapi memang semenjak sang ibu meninggal tiga bulan lalu, kesehatan mereka terabaikan. Kalau sakit paling dirawat di rumah saja," katanya

Related Posts

0 comments:

Posting Komentar