Wuih… Tarif Cabe-Cabean Ternyata Mahal! Rp 20-30 Juta
20.39 |
Fenomena cabe-cabean beberapa bulan terakhir terdengar
semakin riuh. Banyak yang penasaran,
berapa sih tariff cabe-cabean di Jakarta? Info ini barangkali bisa member gambaran
pada anda. Seorang remaja laki-laki berusia sekitar 16 tahun langsung
bersemangat begitu melihat ada sebuah mobil berhenti, Jumat (28/3/2014) malam.
"Mencari 'cabe-cabean', Om?" tanyanya kepada seorang pengendara
mobil.
Ketika itu waktu sudah menunjukkan hampir lewat tengah malam
di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, tak jauh dari Kantor Wali Kota Jakarta
Barat. Remaja itu tak sendiri. Dia berlima dengan rekannya, masing-masing
membawa sepeda motor.
Dari lima remaja itu, empat di antaranya mengaku masih duduk
di kelas X SMK. Seorang lagi sudah putus sekolah sejak SMP. Mereka punya bisnis
"cabe-cabean", tetapi baru dalam tahap merintis.
Salah satu remaja itu meminta dipanggil Chito (bukan nama
sebenarnya). Di antara rekan-rekannya, baru dia yang punya stok
"cabe-cabean". "Saya punya dua stok 'cabe' yang siap diantar
apabila ada yang memesan jasanya," katanya terus terang.
Satu "cabe" masih gadis. Usianya baru 16 tahun dan
masih duduk di kelas X SMA. Ia mengatakan bahwa orang yang dimaksud cantik,
berkulit putih, dan berambut panjang. Namanya Sasya (bukan nama sebenarnya).
"Ia dijamin masih gadis. Harganya Rp 20 juta," ujar remaja ini
sebagaimana dilansir Warta Kota.
Kemudian, satu "cabe" lainnya jauh lebih murah
karena bukan gadis lagi. Sama seperti Sasya, dia masih duduk di kelas X SMA.
Namanya Dini (bukan nama sebenarnya). Sekali melayani tamu, tarifnya Rp
500.000. "Satu kali saja, Mas, dan tinggal mencari hotel saja," kata
remaja itu.
Namun, Dini tak bisa melayani tamu di atas pukul 22.00
lantaran harus pulang ke rumah pada jam itu, kecuali pada akhir pekan.
Sementara Sasya hanya bisa sampai pukul 17.00 karena orangtuanya mengharuskan
Sasya harus sudah pulang.
Dini dan Sasya punya perbedaan. Dini tadinya
"cabe" di arena balapan liar. Saat duduk di kelas II SMP, Dini sudah
melepas kegadisannya senilai Rp 15 juta. Chito mengaku mengenal Dini dari arena
balap liar.
Sementara Sasya, kata Chito, dikenalnya di sebuah pusat
perbelanjaan. Setelah keduanya sering kontak dan jalan bareng, Sasya meminta
Chito menjual kegadisannya.
Chito mengaku, menjual Dini lebih mudah ketimbang menjual
Sasya. "Kalau Sasya harus bos-bos soalnya. Kalau Mas punya bos mau, kabari
saja, atau tawarin saja sekalian, naikkan tarifnya. Nanti kelebihannya untuk
Mas," kata Chito.
Di Jakarta, pasaran "cabe" gadis paling mahal Rp
30 juta. Transaksi ini pernah terjadi di kawasan Kemayoran. "Makanya,
nanti Sasya mau saya coba tawarkan di Kemayoran. Bisa lebih tinggi di
sana," kata Chito.(kompas)
0 comments:
Posting Komentar