Habis Cabe-cabean Muncul Terong-Terongan, What Next?
10.57 |
Jika cabe-cabean diartikan sebagai gadis pelampiasan nafsu
dari ajang balap liar, demikian juga terong-terongan. Kendati dua hal ini
mengacu pada jenis kelamin yang berbeda, terong-terongan ternyata juga
diartikan sebagai penyuka sesama jenis.
"Terong-terongan juga penyuka sesama jenis. Mereka
terinspirasi dari lifestyle atau gaya hidup kehidupan anak remaja," ungkap
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Arist Merdeka Sirait saat
dihubungi Okezone, Jumat (27/12/2013).
Dituturkan Arist, sejak awal Desember, terong-terongan sudah
menggeser modus baru pelecehan seksual terhadap anak remaja, yaitu "asmara
online". Modus ini menggunakan jejaring media sosial untuk melakukan
pelecehan seksual terhadap anak remaja.
"Ada tren baru yang sedang berkembang dalam situs
jejaring sosial. Yang dimanfaatkan oleh orang-orang yang ingin merusak masa
depan remaja Indonesia," tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, istilah cabe-cabean
merupakan kiasan yang ditujukan bagi cewek-cewek usia muda yang suka balap
liar. Lebih tepatnya, mereka biasa dijadikan pelampiasan nafsu oleh mereka yang
eksis di arena balap liar.
Tapi, ada juga yang mengartikan bahwa cabe-cabean adalah
anak perempuan baru gede (ABG), yang suka bersikap centil dengan makna
konotatif. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)
Retno Listyarti memandang bahwa "cabe-cabean" merupakan sebuah
perkembangan baru yang negatif jika dilihat dari kacamata pendidik. Dirinya
melihat sebuah akar masalah terhadap fenomena ini, yaitu generasi muda butuh
eksistensi dan sebuah pengakuan.
"Nampaknya mereka sedang mencari jati diri yang sebenarnya
tidak diberi ruang dan mungkin tidak mempunyai kemampuan yang lain. Serta
mungkin juga jika dia mempunyai kemampuan tapi tidak diasah oleh mereka dalam
sistem pendidikan, sehingga tidak bisa dikeluarkan," ujarnya saat
berbincang dengan Okezone, belum lama ini. (ade)
Istilah Cabe cabean untuk cowok. Sebuah fenomena yang
melanda remaja laki-laki usia belia usia SMP dan SMA. Lantas, apa saja
ciri-ciri cowok yang dilanda fenomena terong terongan? Young Lex salah satu
sumber yang berkisah pada Liputan 6 berujar jika Terong terongan dialami lelaki
usia muda di jenjang SMA. Cowok yang‘terkontaminasi’ Terong terongan, kata dia,
umumnya anak STM, suka tawuran. Mereka memakai topi ketekuk, dan foto di
Facebook lagi isap ganja. Gofar Hilman, salah seorang penyiar radio ternama
Indonesia berpendapat lain. Ia mengatakan jika cowok Terong terongan merujuk
pada remaja lelaki yang tergolong alay .
Namun ada yang berpandangan juga bila Terong terongan adalah
banci kaleng. Lantas apa kata psikolog anak akan fenomena ini? Rosdiana
Setyaningrum, MPsi, MHPEd,
Psikolog Klinik Anak dan Dewasa mengatakan jika anak-anak
usia 14 – 18 tahun harus berhati-hati dalam mendidiknya. Terlebih, masa remaja
adalah masa pencarian jati diri. Saat pencarian jati diri ini remaja miliki
banyak cara untuk melakukannya. Ada yang
memilih lewat jalan positif, negatif, dan lainnya. Cara yang baik, kata dia,
dengan berprestasi di sekolah. Ada pula cara instan dengan bersenang- senang
misalnya saja Cabe cabean dan Terong terongan. Pertanyaan yang muncul kemudian,
demi apa sematan Cabe cabean dan Terong terongan itu lekat pada remaja? Apa
yang jadi tujuan mereka rela disebut
demikian? Menurut Muhammad Rizal Psi, Psikolog Lembaga Terapan Psikologi UI
mengatakan jika apa yang dilakukan untuk sebuah identitas. Remaja belia , kata
dia, ada di sebuah kelompok (Cabe/Terong).
Waduh, ada-ada saja. Setelah ini apalagi yang akan muncul?
Sumber: kaskus
0 comments:
Posting Komentar