Habis Cabe-cabean Muncul Terong-Terongan, What Next?

shares

Jika cabe-cabean diartikan sebagai gadis pelampiasan nafsu dari ajang balap liar, demikian juga terong-terongan. Kendati dua hal ini mengacu pada jenis kelamin yang berbeda, terong-terongan ternyata juga diartikan sebagai penyuka sesama jenis.

"Terong-terongan juga penyuka sesama jenis. Mereka terinspirasi dari lifestyle atau gaya hidup kehidupan anak remaja," ungkap Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Arist Merdeka Sirait saat dihubungi Okezone, Jumat (27/12/2013).

Habis Cabe-cabean Muncul Terong-Terongan, What Next?


Dituturkan Arist, sejak awal Desember, terong-terongan sudah menggeser modus baru pelecehan seksual terhadap anak remaja, yaitu "asmara online". Modus ini menggunakan jejaring media sosial untuk melakukan pelecehan seksual terhadap anak remaja.

"Ada tren baru yang sedang berkembang dalam situs jejaring sosial. Yang dimanfaatkan oleh orang-orang yang ingin merusak masa depan remaja Indonesia," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, istilah cabe-cabean merupakan kiasan yang ditujukan bagi cewek-cewek usia muda yang suka balap liar. Lebih tepatnya, mereka biasa dijadikan pelampiasan nafsu oleh mereka yang eksis di arena balap liar.

Tapi, ada juga yang mengartikan bahwa cabe-cabean adalah anak perempuan baru gede (ABG), yang suka bersikap centil dengan makna konotatif. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti memandang bahwa "cabe-cabean" merupakan sebuah perkembangan baru yang negatif jika dilihat dari kacamata pendidik. Dirinya melihat sebuah akar masalah terhadap fenomena ini, yaitu generasi muda butuh eksistensi dan sebuah pengakuan.

"Nampaknya mereka sedang mencari jati diri yang sebenarnya tidak diberi ruang dan mungkin tidak mempunyai kemampuan yang lain. Serta mungkin juga jika dia mempunyai kemampuan tapi tidak diasah oleh mereka dalam sistem pendidikan, sehingga tidak bisa dikeluarkan," ujarnya saat berbincang dengan Okezone, belum lama ini. (ade)

Istilah Cabe cabean untuk cowok. Sebuah fenomena yang melanda remaja laki-laki usia belia usia SMP dan SMA. Lantas, apa saja ciri-ciri cowok yang dilanda fenomena terong terongan? Young Lex salah satu sumber yang berkisah pada Liputan 6 berujar jika Terong terongan dialami lelaki usia muda di jenjang SMA. Cowok yang‘terkontaminasi’ Terong terongan, kata dia, umumnya anak STM, suka tawuran. Mereka memakai topi ketekuk, dan foto di Facebook lagi isap ganja. Gofar Hilman, salah seorang penyiar radio ternama Indonesia berpendapat lain. Ia mengatakan jika cowok Terong terongan merujuk pada remaja lelaki yang tergolong alay .

Namun ada yang berpandangan juga bila Terong terongan adalah banci kaleng. Lantas apa kata psikolog anak akan fenomena ini? Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd,

Psikolog Klinik Anak dan Dewasa mengatakan jika anak-anak usia 14 – 18 tahun harus berhati-hati dalam mendidiknya. Terlebih, masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Saat pencarian jati diri ini remaja miliki banyak  cara untuk melakukannya. Ada yang memilih lewat jalan positif, negatif, dan lainnya. Cara yang baik, kata dia, dengan berprestasi di sekolah. Ada pula cara instan dengan bersenang- senang misalnya saja Cabe cabean dan Terong terongan. Pertanyaan yang muncul kemudian, demi apa sematan Cabe cabean dan Terong terongan itu lekat pada remaja? Apa yang jadi tujuan mereka  rela disebut demikian? Menurut Muhammad Rizal Psi, Psikolog Lembaga Terapan Psikologi UI mengatakan jika apa yang dilakukan untuk sebuah identitas. Remaja belia , kata dia, ada di sebuah kelompok (Cabe/Terong).

Waduh, ada-ada saja. Setelah ini apalagi yang akan muncul?


Sumber: kaskus

Related Posts

0 comments:

Posting Komentar