Ada 5 kota di dunia ini yang
pada awalnya ramai oleh penduduknya dan termasuk kota modern, namun pada
akhirnya ditinggalkan oleh para penduduknya. Ada beberapa alasan yang berbeda
kenapa kota-kota itu akhirnya ditinggalkan. Berikut ini rangkuman 5 kota di
dunia yang ditinggalkan penghuninga:
- Pulau
Hashima Jepang
Pulau Hashima adalah sebuah
pulau kecil bebatuan yang hanya memiliki luas 15 acre yang terletak dilepas
pantai Nagasaki Jepang. Pada masa jayanya pulau ini adalah pulau yang sangat
penting dimana merupakan pusat utama pertambangan batubara di Jepang hampir
seabad lamanya. Pulau ini berada diatas deposit batubara yang cukup besar. Pada
mulanya pulau ini dimiliki oleh sebuah keluarga penduduk setempat yang mulai menambang
batu bara disana secara tradisional, lalu dibeli Mistubishi Corporation pada
tahun 1890 dan mulai saat itu kejayaan Hashima dimulai.
Karena letaknya yang cukup jauh
sekitar 18 mil dari Nagasaki membuat Mitsubishi membangun rumah-rumah buat para
pekerjanya daripada harus menyediakan feri setiap hari pulang dan pergi untuk
para pekerjanya. Sebuah apartement permanen dibangun dimana keluarga para
pekerja mendiami sebuah kamar yang sempit dan harus berbagi kamar mandi dan
dapur dengan keluarga lainnya.
Fasilitas pelengkap bagi daerah
tersebut kemudian mulai dibangun seperti theater, praktik dokter, restoran dan
bar, dan kota ini menjadi padat dan seluruh komplek dikota tersebut dihubungkan
oleh terowongan bawah tanah, pada puncaknya di tahun 1959 pulau Hashima adalah
kota yang paling padat penduduknya dimuka bumi dimana dihuni oleh 5259 jiwa
berarti 835 orang untuk area seluas 2.5 hektar.
Tidak semua para pekerja di
Hashima bekerja disana atas kemauan mereka sendiri, dimasa perang dunia ke-2
pemerintah Jepang memaksa para pekerja China dan Korea bekerja disana, Sekitar
122 dari 500 pekerja asal Korea meninggal disana antara tahun 1939-1945.
Setelah perang dunia ke-2 para
pekerja di pulau tersebut mendapat berbagai macam kemewahan dan fasilitas
seperti televisi dan radio dll.
Namun pada bulan Januari 1974
dimana penggunaan minyak bumi sebagai sumber energy lebih banyak dipakai
dibandingkan batu bara, Mitsubishi Corp mengumumkan bahwa tambang tersebut akan
ditutup, dan di bulan April tahun 1974 adalah saat dimana para penghuni
terakhir pulau tersebut diangkut oleh feri meninggalkan pulau itu.
2. Centralia, Pennsylvania
USA
Centralia adalah sebuah kota
yang pada masa jayanya dihuni oleh 3000 jiwa yang berdiri sejak tahun 1866
akibat booming tambang batu bara yang terdapat di kota tersebut namun tambang
tersebut juga yang membuat kota tersebut mengalami kehancuran. Ditahun 2005
hanya 12 orang setelah sebelumnya ditahun 1981 masih dihuni 1000 orang akibat
terbakarnya tambang di tahun 1962, kebakaran ini terjadi karena pembakaran
sampah yang dilakukan oleh para pekerja yang secara tidak sengaja membuat
cadangan batu bara yang ada dibawah kota tersebut terbakar, hal ini membuat
efek pusat cadangan batubara yang ada menjadi ikut terbakar dan sangat susah
dipadamkan, semua teknik telah dilakukan dan biaya yang tak ternilai jumlahnya
telah dikeluarkan namun tidak dapat memadamkan api pada kandungan batubara yang
begitu besar.
Di tahun 1981 setelah 20 tahun
api terus menyala, seorang anak terperosok kedalam sebuah lubang yang terbuka
namun ia berhasil selamat dari lubang menganga sedalam 150m dengan berpegangan
pada akar, lubang ini mengeluarkan gas karbon monoksida yang beracun.
Pemerintah federal mengeluarkan
dana 42 juta dollar untuk memindahkan sisa penduduk yang masih bertahan di
tahun 1982 dan secara resmi menutup kota tersebut, hanya 20 warga yang tinggal
sebagai warga liar di bekas rumah yang dulunya resmi milik mereka, jalur utama
keluar dan masuk ke kota tersebut ditutup karena tanah-tanah disekitar kota
tersebut terbuka dan mengeluarkan gas putih yang beracun. Dan hampir sebagian besar
rumah dan bangunan tersebut terbakar oleh api.
3. Kadykchan Rusia
Kadykchan adalah sebuah kota
yang dibangun usai perang dunia ke-2 sebagai kota bagi para pekerja tambang
batu bara dan keluarga mereka, ditahun 1996 6 orang pekerja tewas akibat
ledakan dalam tambang batu bara tersebut dan untuk menghindari bahaya tambang
tersebut ditutup dan 12.000 jiwa yang menghuni kota tersebut diungsikan yang
membuat kota tersebut menjadi sunyi dan tak berpenghuni.
4. Prypiat Ukraina
Pada tanggal 26 April 1986
terjadi ledakan pada reaktor no 4 di reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir
Chernobyl di Ukraina yang saat itu masih menjadi sebuah negara bagian dari Uni
Sovyet. Kejadian tersebut adalah kejadian terburuk sepanjang sejarah dalam
proses pengolahan sumber daya nuklir menjadi tenaga listrik.
Efek radiasi akibat dari ledakan
tersebut menyebar keseluruh Ukraina dan menyebabkan ribuan orang tewas di
Ukraina dan Rusia dan efek dari radiasi tersebut menyebar ke seluruh negara
hingga tahun 2006 (source:Greenpeace). Pemerintah Uni Sovyet mendapat kritikan
keras karena tidak bergerak cepat untuk memperingatkan warganya tentang bahaya
tersebut, walaupun begitu kota-kota terdekat dengan reaktor tersebut
penduduknya dievakuasi dan menetapkan zona 18 mil sebagai zona eksklusif yang
terlarang untuk dimasuki.
Prypiat adalah sebuah kota yang
hanya berjarak 3 mil dari reaktor Chernobyl dan penduduknya sebagian besar
adalah para pekerja di reaktor tersebut, sekitar 44.000 jiwa menghuni kota ini
dan baru 60 jam setelah kejadian para penduduk kota tersebut di evakuasi.
Prypiat ditetapkan sebagai
wilayah yang tidak aman untuk dihuni dan dibutuhkan waktu ratusan tahun hingga
aman untuk dihuni oleh manusia.
5. Humberstone dan Santa
Laura, Chili
Kota Humberstone di Chili
berdiri tahun 1862 sebagai kantor pusat pertambangan nitrat La Palma. Pada
tahun 1925 kota ini berubah namanya menjadi Humberstone diambil dari nama
seorang manajer pertambangan asal Inggris yang telah membuat kota kecil
tersebut menjadi makmur.
Baik Humberstone dan kota
tetangganya Santa Laura mengalami booming dan kemakmuran karena produksi nitrat
mereka, kedua kota ini jaya pada era tahun 30an dan 40an dimana selain
merupakan pusat pertambangan juga merupakan pusat pengolahan nitrat.
Nitrat pada masa itu merupakan
unsur terpenting dalam proses pembuatan pupuk namun sejak akhir 30an industri
juga sudah mulai membuat pengganti berupa nitrat sintetis yang lebih murah.
Akibat semakin banyaknya
produksi nitrat sintetis yang lebih murah membuat permintaan akan nitrat
menurun dan cepat atau lambat kejayaan kedua kota tersebut memudar, hingga
akhirnya 3 dekade kemudian yakni di tahun 1961 secara resmi kantor pertambangan
nitrat dikota tersebut ditutup.
Yang tersisa dari kejayaan kedua
kota tersebut hanyalah tumpukan pasir, gurun dan sekolah-sekolah serta museum
yang telah ditinggalkan, sementara itu masih dapat dilihat hingga kini
rumah-rumah para pekerja dan mesin-mesin pengolahan yang terdapat di
pabrik-pabrik yang telah ditinggalkan. Disana juga masih dijumpai Hotel
Humberstone dengan fasilitas kolam renangnya yang telah kering air nya namun
papan loncat nya masih tegak berdiri hingga kini.
Di tahun 1970 pemerintah Chili
menetapkan kedua kota tersebut sebagai monumen nasional, dan ditahun 2005
ditetapkan sebagai situs warisan budaya oleh UNESCO. (kaskus)